Kamis, 06 Oktober 2016

Tugas Interaksi Manusia Dan Komputer tentang Sinopsis Film Ex Machina

Film ini juga membahas tentang eksistensi kecerdasan buatan dan bagaimana posisi mereka di dunia manusia. 

Caleb adalah seorang programer dan pegawai kelas bawah di Bluebook, sebuah perusahaan mesin pencari terpopuler di dunia yang memenangkan kompetisi yang diadakan oleh CEO-nya yang jenius, Nathan. Hadiahnya adalah kesempatan untuk menghabiskan waktu seminggu bersama Nathan di kompleks mewah miliknya di Alaska. 

Sesampainya disana, ternyata Caleb bukan diundang untuk liburan, melainkan melakukan "Turing Test", sebuah pengujian yang dilakukan Nathan untuk mengetes A.I. berteknologi tinggi yang baru dibangunnya dalam wujud robot berwajah cantik bernama Ava. Caleb bertugas untuk melakukan kontak verbal dengan Ava dan menguji kesempurnaan Ava sebagai A.I. yang mirip manusia

Melalui 7 sesi pengujian Ava, Garland mengungkap semua rahasia melalui skenario yang dinarasikan dengan terencana. Semua lapisan cerita dibuka satu persatu yang mengungkapkan bahwa Nathan dan Ava punya agenda tersendiri. 

Nathan, seorang jenius muda yang punya kompleksisitas karakter. Nathan yang visioner memanfaatkan database Bluebook (yang menguasai 90% query pencarian di dunia) bukan untuk tujuan komersil melainkan membuat A.I. super. Di balik pembawaannya yang santai, humoris, dan sesekali mabuk, ada indikasi bahwa dia punya rahasia tersembunyi. 

Sesi demi sesi dilewati Caleb bersama Ava. Caleb lalu menyadari bahwa Ava memiliki kesadaran sendiri layaknya seorang manusia. Caleb lalu berencana membuat sebuah rencana pelarian. Tetapi semua yang ia rencanakan telah diketahui Nathan sejak awal.

Perseteruan antara Caleb dan Nathan dimanfaatkan Ava untuk keluar dari kamar kurungannya. Ia bahkan tak segan membunuh Nathan yang selama ini mengurung dirinya bersama robot lainnya. Pada akhirnya, Ava yang sejak awal berjanji keluar bersama Caleb justru mengkhianatinya.

Caleb terjebak dalam tipu daya Ava dan terkurung bersama tubuh Nathan yang telah mati membeku.

Pada akhirnya, Ex Machina adalah drama sci-fi psikologis tentang prasangka, teror, dan empati. Ending film yang mind-blowing mengisyaratkan bahwa ini bukan sekedar pertarungan antara manusia dan A.I. namun juga sedikit menyindir persaingan gender. Tak sekedar mengambil embel-embel "sci-fi" sebagai bahan jualan, namun mengeksplorasi lebih jauh tentang sisi emosional dari tindakan manusia yang ingin menjadi seperti Tuhan, dan robot yang ingin menjadi seperti manusia, serta bagaimana konsekuensinya bagi dunia dan masa depan. Menurut saya, Ex Machina adalah film bertema A.I. yang paling akurat hingga saat ini.

Hubungan dengan Interaksi Manusia dan Komputer. Pada film ini user interface utama dan yang paling utama ialah mesin atau robot. Dan penulis akan memberikan sedikit penjelasan tentang hubungan IMK dan User Interface (Robot). Dari buku menerangkan bahwa IMK berasal dari berbagai disiplin bidang ilmu, teknik dan kesenian.

Pada film ini robot yang diciptakn oleh Nathan pasti memiliki kecerdasan buatan (AI). Dari bahasa, berpikir serta mengenal lawan bicara itu semua kecerdasan buatan yang dimiliki robot itu di film ini. Pada ilmu komputer robot di program sesuai apa yang dilakukan manusia atau lebih tepatnya robot bisa melakukan apa yang manusia lakukan seperti tidur, berjalan dan berbicara. Di film ini juga menunjukan bahwa robot bisa memiliki jiwa seni.
Dari emosi, seksualitas dan lain sebagainya. Ini membutktikan bahwa interaksi manusia dan komputer bukan hanya sekedar manusia dan komputer saja, tetapi dipengaruhi oleh faktor sosial dan organisasi.

Dari film ini dapat di ambil pelajaran bahwa manusia dan teknologi memang saling berhubungan dan membutuhkan. Manusia membutuhkan teknologi untuk mempermudah pekerjaannya, teknologi membutuhkan manusia untuk membuat dan mengembangkannya. Dan pada film ini kita juga dapat belajar, jangan sampai teknologi yang kita buat melampaui atau bahkan berbahaya bagi kita ataupun orang lain di kehidupan dunia.

Senin, 06 Juni 2016

Cita-cita Setelah Lulus Kuliah

 Cita-cita Setelah Lulus Kuliah

Program Studi Sistem Informasi adalah program studi yang mencakup 2 domain, yaitu Bisnis dan Teknologi Informasi. Menurut Ronald Stamper (Organisational Semiotics), Sistem Informasi adalah bidang ilmu yang menjembatani kesenjangan antara komponen teknis (TI) dan non teknis (manajemen). Sehingga lulusan dari Program Studi Sistem Informasi diharapkan memiliki kompetensi di bidang Teknologi Informasi dan Bisnis.
Lulusan Program Studi Sistem Informasi dirancang memiliki kemampuan untuk memberikan solusi sistem informasi berdasarkan permasalahan bisnis, serta menggali dan mengevaluasi nilai strategis dari pemanfaatan TI tersebut untuk mencapai tujuan organisasi.
 jika saya sudah lulus kuliah cita cita saya ingin menjadi pegawai bank, di bagian database administrator. karna di bagian itu adalah basis sistem informasi atau IT, seperti jurusan kuliah saya

BUSINESS PROCESS MANAGEMENT (BPM)




BPM adalah suatu metode penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut. BPM merupakan suatu pendekatan manajemen holistic untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis seiring upaya untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi. BPM berupaya untuk melakukan perbaikan proses secara berkelanjutan atau bisa juga disebut sebagai suatu proses 'optimalisasi proses'.
BPM tidak sama dengan alat teknologi atau inisiatif untuk proses bisnis. Ada perbaikan proses bisnis yang signifikan yang dapat dicapai tanpa teknologi. BPM adalah pencapaian tujuan organisasi melalui manajemen, peningkatan dan pengendalian proses bisnis yang penting.  Tujuan dari BPM adalah membuat perusahaan mampu menciptakan perbaikan secara kontinu dalam banyak proses bisnisnya, dan menggunakan proses-proses sebagai bahan dasar dalam membangun sistem informasi perusahaan.

10 fase BPM framework Menurut John Jeston dan Johan Nelis (2006, p53-244) yaitu :
       1.  Organization Strategy
Fase ini meliputi pemastian atas strategi, visi, tujuan strategik, bisnis dan executive driver dengan jelas untuk dimengerti oleh anggota tim proyek. Perlu untuk dimengerti bahwa strategi bukanlah rencana, strategi adalah proses yang penuh arti dalam melibatkan orang dalam maupun orang luar organisasi untuk mendapatkan jalur/jalan yang baru. Strategi harus dikomunikasikan dan dijual ke semua stakeholder yang bersangkutan (terutama manajemen dan staf) sampai strategi tersebut menjadi cukup dalam budaya organisasi. Strategi perlu diketahui dan dimengerti oleh tim proyek, dimana dipastikan bahwa cakupan dan arah proyeknya memberikan nilai.
       2.  Process Architecture
Pada fase ini arsitektur proses dirancang. Arsitektur proses memiliki arti dimana organisasi membangun peraturan, prinsip, panduan dan model untuk mengimplementasikan BPM dalam organisasi. Arsitektur proses menyediakan dasar untuk merancang dan mewujudkan inisiatif proses BPM, dimana teknologi informasi dan arsitektur bisnis dibawa sejajar ke dalam suatu strategi organisasi.
       3.   Launch Pad
Menentukan di mana untuk memulai adalah latihan adalah hal sulit, dan kerangka kerja akan memberikan beberapa cara untuk menentukan di mana dan bagaimana untuk memulai. Proses tujuan dan visi harus selaras dengan strategi organisasi dan arsitektur proses untuk memastikan bahwa mereka akan meningkatkan atau menambah nilai strategi. Setelah unit bisnis dan proses telah dipilih dan tujuan proses disepakati, proyek harus ditetapkan untuk memaksimalkan kemungkinan keberhasilan. Membangun proyek termasuk menentukan struktur tim proyek, ruang lingkup, manajemen stakeholder, penciptaan kasus bisnis awal, dan manfaat bisnis yang diharapkan.
       4.   Understand
Fase ini adalah tentang memahami arus lingkungan proses bisnis untuk memungkinkan fase Innovate untuk mengambil tempat. Adalah penting bahwa metrik dari proses dasar setidaknya dikumpulkan untuk memungkinkan pembentukan biaya proses awal untuk tujuan perbandingan masa depan. Langkah penting lainnya adalah analisis akar penyebab dan identifikasi kemungkinan quick wins. Akan ada kebutuhan untuk mengidentifikasi, dan idealnya menerapkan quick wins sepanjang jalan, karena bisnis tidak akan (dan tidak) menyediakan dana tak terbatas untuk proyek-proyek perbaikan proses. Situasi yang ideal adalah untuk proyek adalah menjadi self-funding karena keuntungan yang dibuat oleh pelaksanaan ini menang cepat.
      5.      Innovate
Ini adalah fase proyek yang kreatif, dan seringkali jadi yang paling menarik. Seharusnya tidak hanya melibatkan tim proyek dan bisnis, tetapi juga pemangku kepentingan yang relevan - baik internal maupun eksternal. Setelah berbagai pilihan proses baru telah diidentifikasi, mungkin ada kebutuhan lain untuk menjalankan simulasi, kelengkapan biaya berdasarkan aktivitas, perencanaan kapasitas perilaku dan penentuan kelayakan implementasi untuk memungkinkan finalisasi opsi yang terbaik. Metrik tambahan harus diselesaikan untuk memungkinkan perbandingan dengan metrik awal selama Understand fase. Mungkin quick wins tambahan akan diidentifikasi dan diprioritaskan dalam bisnis.
      6.      Develop
Fase ini terdiri dari bangunan dari semua komponen untuk pelaksanaan proses baru. Penting untuk memahami bahwa 'membangun', dalam konteks ini, tidak berarti bangunan sebuah IT sistem. Ini bisa melibatkan pembangunan seluruh infrastruktur (desk, PC movements, bangunan, dll) untuk mendukung orang yang mengubah program manajemen dan perubahan dukungan dari orang-orang yang melaksanakan proses. Hal ini juga melibatkan pengujian perangkat lunak dan perangkat keras.


      7.      People
Ini adalah fase kerangka yang kritis dan itu bisa menempatkan seluruh proyek beresiko jika tidak ditangani secara menyeluruh dan standar yang tinggi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memastikan bahwa kegiatan, peran dan pengukuran kinerja sesuai dengan strategi organisasi dan tujuan proses. Pada akhir hari, itu adalah orang-orang yang akan membuat proses berfungsi secara efektif dan efisien, tidak peduli berapa banyak otomatisasi yang terlibat. Fase ini orang - orang tidak boleh bingung dengan perubahan manajemen, karena hal ini membutuhkan perhatian di seluruh proyek di semua tahapan.
      8.     Implement
Fase ini adalah di mana 'rubber hits the road'. Ini adalah di mana semua aspek proyek (roll-out dari proses baru, roll-out dari deskripsi peran baru, manajemen kinerja dan langkah-langkah, dan pelatihan) berlangsung. Rencana pelaksanaan sangat penting, seperti roll-back dan planning.
      9.      Realize Value
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memastikan bahwa hasil manfaat yang digariskan dalam kasus bisnis proyek direalisasikan. Fase ini pada dasarnya terdiri dari pengantaran proses manfaat realisasi manajemen, dan manfaat realisasi pelaporan. Meskipun manfaat direalisasikan, organisasi tidak harus menyediakan dana tambahan untuk melanjutkan proyek proses lebih lanjut. Ini adalah peran tim proyek, pemilik proyek, sponsor proyek dan bisnis untuk memastikan bahwa imbalan ini direalisasikan. Meskipun ini digambarkan sebagai fase kesembilan kerangka, itu sebenarnya bukan fase diskrit dalam proses ini karena beberapa langkah dijalankan dalam tahapan sebelumnya.
     10.   Sustainable Performance
Hal ini mutlak penting bahwa tim proyek bekerja membangun struktur proses untuk memastikan bahwa kemudahan proses lanjutan dan perbaikan yang berkelanjutan. Investasi yang cukup besar telah dibuat dalam proses proyek harus dipertahankan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Organisasi harus memahami bahwa proses memiliki siklus hidup, dan akan memerlukan perbaikan terus-menerus setelah perbaikan yang ditargetkan pada proyek ini telah terealisasi. Jika tidak, maka dari waktu ke waktu dan sebagai bisnis perubahan organisasi hanya akan menjalankan proses yang secara sub-optimal. Fase ini adalah tentang konversi dari 'proyek' ke aktifitas 'bisnis operasional'.



 
Setiap solusi Manajemen Proses Bisnis (BPM) memiliki empat komponen utama :
  • Pemodelan
    Pengguna dapat mendefinisikan dan mendesain struktur dari setiap proses bisnis secara grafis. Manajer Proses dapat mendesain sebuah proses beserta seluruh elemen, aturan, sub-proses, parallel proses, penanganan exception, penangan error, dan workflow dengan mudah tanpa perlu memiliki kemampuan programming khusus dan tanpa membutuhkan bantuan dari staf IT.
  • Pengintegrasian
    BPM dapat menghubungkan setiap elemen dalam proses sehingga elemen-elemen tersebut dapat saling berkolaborasi dan bertukar informasi untuk menyelesaikan tujuannya. Pada level aplikasi, hal ini bisa diartikan sebagai penggunaan Application Programming Interface (API) dan messaging. Bagi pengguna, hal ini berarti tersedianya sebuah workspace pada komputernya ataupun perangkat wireless-nya untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perannya pada suatu proses bisnis.
  • Pengawasan
    Pengguna dapat mengawasi dan mengontrol performansi dari proses bisnis yang sedang berjalan dan performansi dari setiap personil yang terlibat dalam proses bisnis tersebut. Pengguna juga dapat memperoleh informasi mengenai proses yang tengah berjalan, maupun yang telah selesai, beserta data-data yang ada di dalamnya.
  • Optimalisasi
    Pengguna dapat menganalisa dan memonitor suatu proses bisnis, melihat ketidakefisienan, dan juga memungkinkan pengguna untuk mengambil tindakan dengan cepat dan merubah proses tersebut untuk meningkatkan efisiensinya.

Kelebihan dari BPM 
Apa sebenarnya yang akan diperoleh perusahaan yang memanfaatkan solusi BPM dalam mengelola dan mengoptimisasi proses bisnis yang dimilikinya? Keuntungan dari pemanfaatan solusi Manajemen Proses Bisnis (BPM) antara lain:
  1. Solusi BPM akan memfasilitasi perusahaan dalam memodelkan proses bisnis yang dimiliki, mengotomatisasi  jalannya proses bisnis tersebut, memonitor jalannya proses, serta memberikan cara yang mudah dan cepat ketika perusahaan akan melakukan perubahaan proses bisnis untuk meningkatkan performansinya.  
  2. Software BPM membantu perusahaan untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang selama ini masih dilakukan secara manual. Solusi BPM dapat mengotomatisasi proses persetujuan serta penolakan, notifikasi dan laporan status.  
  3. Dengan BPM, integrasi antar proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.  
  4. BPM membantu perusahaan dalam membuat exception handling dan proses alternatif yang sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah pada bisnis yang bersifat sangat dinamis seperti sekarang ini. 
  5.  BPM dapat meningkatkan daya respon bisnis melalui kemampuan untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan real-time.  

Business Process Management (BPM) Lifecycle
1.  Siklus Hidup (lifecycle) Proses Bisnis Sebelum Business Process Management (BPM)
a. Perancangan – dilakukan oleh business analyst
b. Pengembangan – dilakukan oleh software atau aplikasi
c. Penggunaan – dilakukan oleh end user berupa karyawan
d. Monitoring – dilakukan oleh business analyst

2.  Siklus Hidup (lifecycle) Business Process Management (BPM)
a. Fase
–          Process planning and strategy
–          Analyst of business process
–          Design and modelling process business
–          Process implementation
–          Process monitoring and controlling
–          Process refinement
b. Faktor
–          Leadership
–          Culture
–          Value
–          Belief
Siklus hidup merupakan metodologi yang digunakan dalam Business Process Management (BPM) sedangkan tahapan proses di dalam bidang pengetahuan (knowledge area) Business Process Management (BPM) merupakan bagian dari fase kedua dan ketiga dalam siklus hidup, yaitu Analyst of business process dan Design and modelling process business.

3. Tipe-tipe Proses (end-to-end Business Process)
a. Primary Process
Proses yang berhubungan langsung dengan core (produk) perusahaan, seperti memberikan pelayanan kepada customer,
b. Support Process
Mendukung aktifitas-aktifitas pada primary process, seperti sumber daya berupa karyawan
c. Management Process
Melakukan controlling, dashboard, monitoring, dll.

4. Tipe-tipe Aktifitas
a. Value Added
Akitifitas yang berhubungan langsung dengan produk (output).
b. Handoff
Aktifitas memindahkan produk dari satu departemen ke departemen lain
c. Controls & Control Activities
Aktifitas memeriksa kualitas dari suatu produk, apakah produk tersebut layak digunakan atau tidak.

BPM Lifecycle
Praktek manajemen BPM dapat dicirikan sebagai siklus hidup terus menerus (proses) kegiatan BPM terintegrasi. Sementara beberapa variasi siklus hidup BPM diakui ,1 sebagian besar siklus hidup dapat diringkas oleh berulang, bertahap serangkaian kegiatan termasuk :
(1) Perencanaan
(2) Analisis
(3) Desain dan Pemodelan
(4) Pelaksanaan
(5) Monitoring dan Pengendalian
(6) Perbaikan.
Sebagai proses bisnis bergerak melalui siklus hidup, mereka diaktifkan atau dibatasi oleh berbagai faktor termasuk empat faktor utama Kepemimpinan, Nilai, Budaya dan Keyakinan.

Analis
Analisis proses bisnis menggabungkan beberapa metodologi dengan tujuan memahami proses organisasi saat ini dalam konteks tujuan dan sasaran yang diinginkan. Analisis asimilasi informasi dari rencana strategis, model proses, pengukuran kinerja, perubahan lingkungan, dan faktor-faktor lain untuk memahami proses bisnis dalam konteks organisasi secara keseluruhan.
 
Desain
Kegiatan desain proses fokus pada disengaja, desain bijaksana tentang bagaimana end-to-end kerja terjadi dalam rangka untuk memberikan nilai kepada pelanggan. Urutan kegiatan, termasuk desain pekerjaan apa yang dilakukan, pada waktu apa, apa lokasi, aktor apa proses menggunakan apa metodologi didokumentasikan. Desain mendefinisikan apa yang organisasi ingin proses untuk menjadi dan menjawab apa, kapan, di mana, siapa dan bagaimana pertanyaan tentang bagaimana end-to-end pekerjaan dijalankan. Salah satu komponen penting dari desain juga memastikan bahwa kontrol manajemen yang tepat dan metrik berada di tempat untuk kepatuhan dan pengukuran kinerja. Dalam BPM siklus hidup berulang, kegiatan desain awal dapat melihat standardisasi atau mengotomatisasi kegiatan ad hoc saat ini, sementara kegiatan desain yang lebih matang dapat melihat desain ulang atau radikal mengingatkan proses, atau perbaikan tambahan yang dirancang untuk optimasi.

Modeling
Memahami proses biasanya melibatkan proses pemodelan dan penilaian terhadap faktor-faktor lingkungan yang memungkinkan dan membatasi proses. Untuk organisasi yang kurang matang dalam praktek BPM, mungkin pertama kalinya seluruh proses bisnis end-to-end telah didokumentasikan. Organisasi dewasa lebih mungkin lebih fokus pada faktor lingkungan, nuansa, dan pengecualian untuk proses bisnis.

Mengukur Dan Memantau
Pengukuran dan pemantauan proses bisnis yang berkesinambungan memberikan informasi yang diperlukan untuk manajer proses untuk menyesuaikan sumber daya untuk memenuhi tujuan proses. Dalam konteks siklus hidup BPM, pengukuran dan pemantauan juga menyediakan informasi kinerja proses kritis melalui pengukuran kunci yang terkait dengan tujuan dan nilai bagi organisasi. Analisis informasi kinerja proses dapat mengakibatkan peningkatan, mendesain ulang atau rekayasa ulang mengaktivasi.
 
Transformasi
Transformasi proses menerapkan output dari analisis berulang dan siklus desain. Ini membahas tantangan manajemen perubahan organisasi dan ditujukan untuk perbaikan terus-menerus dan optimasi proses. Dalam konteks ini, “proses dioptimalkan” adalah mereka.




 Kesimpulan
Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah solusi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengelola proses bisnis yang mereka miliki Dengan BPM perusahaan dapat dengan mudah memodelkan dan mengubah proses bisnis sesuai

kebutuhan agar dapat dioptimisasi, yang pada akhirnya akan mengurangi ongkos produksi, meningkatkan efisiensi karyawan, meningkatkan kepuasan pelanggan, memperbaiki hubungan dengan partner bisnis, dan pada akhirnya adalah meningkatkan keuntungan perusahaan.

Jumat, 25 Maret 2016

Tugas Managemen Layanan Sistem Informasi


Sistem informasi manajemen atau SIM (bahasa Inggris: management information system, MIS) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.


Cara Kerja Managemen Layanan Sistem Informasi:

  • Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari pertempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
  • Pengambilan Keputusan, proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian

contoh framework yang sering digunakan oleh para programmer.
  1. Codeigniter Framework
    Codeigniter atau CI adalah kerangka kerja untuk membuat website seperti Toko Online, Web Aplikasi, Forum dll
  2. 2.Yii Framework
    Yee [i;] adalah salah satu Framework PHP yang opensource/gratis yang ditulis dalam bentuk PHP5 dan dikembangkan untuk aplikasi web. Yii bisa untuk membuat project web yang kecil atau pun besar, Yii juga membantu para programmer dalam membuat web secara efektif dan efisien.
  3. Zend
    Zend Framework adalah Framework php open source untuk mengembangkan aplikasi web dengan menggunakan PHP 5.3+. Zend Framework menggunakan kode berorientasi obyek (Object Oriented) 100% dan menggunakan sebagian besar fitur baru dari PHP 5.3, yaitu namespace, fungsi lambda dan closures.
  4. Laravel
    Laravel adalah framework aplikasi web dengan sintaks yang ekspresif dan elegan.
  5. Symfoni
    Framework Symfony adalah framework opensource, Kelebihan symfony adalah cepat, fleksibelitas tidak terbatas(mudah diadaptasikan), Mudah dikembangkan dan diperluas, serta mudah untuk digunakan.

Six sigma sebagai suatu strategi bisnis
Secara umum ada ada enam komponen utama konsep six sigma sebagai strategi bisnis (Peter S. Pande, 2002: 8), yaitu :
    1. Customer service oriented (mengutamakan pelayanan kepada pelanggan).
      Definisi customer (pelanggan) bukan hanya terbatas pada pembeli saja tetapi juga berarti rekan kerja kita, orang/ pihak yang akan menerima hasil kerja kita, masyarakat umum sebagai pengguna jasa, pemerintah, dll. Six sigma mampu memberikan informasi kepada kita mengenai seberapa bagus produk, service kita dan proses didalamnya serta membantu kita untuk menentukan langkah-langkah demi kepuasan customer secara total.
    2. Manajemen yang bedasarkan data dan fakta.
    3. Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan.
      Perlu diketahui bahwa six sigma sangat dipengaruhi dan bergantung pada seberapa jauh kita memahai suatu proses. Dan hal ini belum cukup apabila tidak didukung dengan appresiasi manajemen yang bagus dalam melakukan perbaikan.
    4. Manajemen yang proaktif
    5. Kerjasama tim yang bagus
    6. Selalu mengejar kesempurnaan.
      Sig sixma merupakan suatu tool yang lengkap yang dapat dipergunakan dan diaplikasikan pada bidang design, manufaktur, Sales, Service, dll. Six sigma dapat membantu kita dalam meraih keuntungan pada suatu persaingan. Bila kita dapat memperbaiki sigma level pada proses kita, berarti kualitas produk akan lebih baik dan biaya-biaya yang tidak perlu akan berkurang sehingga kita dapat memenuhi kepuasan customer.

Sabtu, 16 Januari 2016

Tugas Tou-Perubahan dan Pengembangan Organisasi


Perubahan dan Pengembangan Organisasi



KEKUATAN-KEKUATAN PENYEBAB PERUBAHAN

A.    Kekuatan-kekuatan eksternal

Perubahan organisasi terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam berbagai variable eksternal seperti system politik, ekonomi, teknologi, pasar, dan nilai-nilai. Kenaikan biaya dan kelangkaan berbagai SDA, keamanan karyawan dan peraturan-peraturan anti polusi, boikot pelanggan adalah beberapa contoh factor-faktor lingkungan yang merubah kehidupan orang baik sebagai karyawan maupun langgganan dalam tahun-tahun terakhir. Berbagai kekuatan eksternal dari kemajuan teknologi sampai kegiatan-kegiatan persaingan dan perubahan pola kehidupan, dapat menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan metode operasinya.

Kekuatan-kekuatan perubahan eksternal, meliputi :

1.      Kebudayaan
2.      Pendidikan
3.      Sosial
4.      Politik
5.      Ekonomi
6.      Teknologi



B.     Kekuatan-kekuatan internal

Kekuatan-kekuatan pengubah internal merupakan hasil dari factor-faktor seperti tujuan, strategi, kebijaksanaan manajerial dan teknologi baru serta sikap dan perilaku para karyawan. Sikap dan ketidak puasan karyawan seperti ditunjukkan dalam tingkat perputaran atau pemogokan, dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam kebijaksanaan dan praktek manajemen.

Kekuatan-kekuatan perubahan internal, meliputi :

1.      Kegiatan-kegiatan karyawan
2.      Tujuan organisasi
3.      Strategi dan kebijaksanaa
4.      Teknologi

        Cara-cara Penanganan Perubahan

Ada dua pendekatan penanganan perubahan organisasi:

1.      Proses perubahan reaktif. Manajemen bereaksi atas tanda-tanda bahwa perubahan dibutuhkan, pelaksanaan modifikasi sedikit demi sedikit untuk menangani masalah tertentu yang timbul. Sebagai contoh, bila peraturan baru dari pemerintah mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran, maka manajer mungkin akan membeli alat pemadam kebakaran.

2.      Program perubahan yang direncanakan (planned change), disebut sebagai proses proaktif. Manajemen melakukan berbagai investasi waktu dan sumberdaya lainnya yang berarti untuk menguibah cara-cara operasi organisasi. Perubahan yang direncanakan ini didefinisikan sebagai perancangan dan implementasi inovasi struktural, kebijaksanaan atau tujuan baru, atau suatu perubahan dalam filsafat, iklim dan gaya pengoperasian secara sengaja. Pendekatan ini tepat bila keseluruhan organissi, atau sebagian besar satuan organisasi, harus menyiapkan diri untuk atau menyesuaikan dengan perubahan.



Penolakan Terhadap perubahan

Penanganan penolakan terhadap perubahan:

1.      Pendidikan dan Komunikasi.
Biasa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidakpastian informasi dan analisis.

2.      Partisipasi dan Keterlibatan.
Biasa digunakan bila pengambilan inisiatif tidak mempunyai semua informasiyang dibutuhkan umtuk merancang perubahan dan oranglain mempunyai kekuasaan untuk menolak.

3.      Kemudahan dan Dukungan.
Biasa dilakukan bila orang – orang pendakkan karna masalah – masalh adaptasi atau penyesuaian.

4.      Negosiasi dan Persetujuan.
Biasa digunakan bila banyak dari orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar untuk menolak akan kalah dalm suatu perubahan.

5.      Manipulasi dan Bekerjasama.
Biasa digunakan bila taktik – taktik lain dirasa kurang bekerja maksimal dan di sisi lain biaya atau cost yang dikeluarkan besar .

6.      Paksaan eksplisit dan implisit.
Biasa digunakan bila kecepatan adalah hal yang paling penting dan para pengusul mempunyai kekuasaan yang besar.


Tahap-tahap Proses Perubahan :

1.      Tekanan dan desakan
Proses ini dimulai ketika manajemen puncak mulai merasa adanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan. Misalnya adanya perubahan penjualan, penurunan produktivitas dan sebagainya.

2.      Intervensi dan Reorientasi
Digunakan untuk merumuskan masalah dan dimulai proses dengan membuat para anggota organisasi memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut. Pihak-pihak luar sering digunakan, juga staff internal yang mempunyai dan dipandang ahli serta dapat dipercaya sebagai konsultan atau pengantar perubahan.

3.      Diagnosa dan pengenalan masalah
Informasi dikumpulkan dan dianalisa mana yang penting dan tidak penting.

4.      Penemuan dan pengenalan masalah
Pengantar perubahan mencoba menyelesaikan masalah-masalah yang diketemukan dan masuk akal dengan menghindari “metode-metode lama yang sama”. Bawahan didorong dan diajak untuk berpartisipasi, sehingga mereka lebih terikat pada serangkaian kegiatan.

5.      Percobaan dan hasil
Pada tahap keempat diuji dalam program-program yang berskala kecil dan hasilnya dianalisa.

6.      Pungutan dan penerimaan
Setelah diuji dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela dan harus menjadi sumber penguatan dan menimbulkan keterikatan pada perubahan.



Metode-metode penanganan penolakan terhadap perubahan

1.      Pendekatan Pendidikan dan Komunikasi.
Pendekatan ini bisa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidak tepatan informasi dan analisa.

2.      Pendekatan Partisipasi dan Keterlibatan.
Pendekatan ini bisa digunakan bila pengembangan inisiatif tidak mempunyai semua informasi yang dibutuhkan untuk merancang perubahan dan orang-orang lainnya, mempunyai kekuasaan untuk menolak.

3.      Pendekatan Kemudahan dan Dukungan.Pendekatan ini bisa digunakan bila orang-orang melakukan penolakan karena masalah-masalah penyelesaian.



4.      Pendekatan Negosiasi dan Persetujuan.
Pendekatan ini bisa digunakan bila banyak orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar untuk menolak akan kalah dalam suatu perubahan.

5.      Pendekatan Manipulasi dan Bekerjasama.
Pendekatan ini bisa digunakan bila taktik-taktik lain tidak akan bekerja, atau mahal.

6.      Pendekatan Paksaan Eksplisit dan Implisit.
Pendekatan ini bisa digunakan bila kecepatan adalah esensial dan para pengusul perubahan mempunyai kekuasaan cukup besar.



Konsep pengembangan Organisasi

1.      Pengertian Pengembangan Organisasi (OD)

a.       Strategi untuk merubah nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu adaptif dengan lingkungannya.

b.      Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.


2.      Mengapa Pengembangan Organisasi (OD) Perlu Dilakukan?
Dalam kenyataannya organisasi seringkali terjadi stagnan yang disebabkan keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana perubahan dianggap bisa menyebabkan dis equilibrium. Hal ini mengakibatkan patologi dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi, kaderisasi dan inovasi.



Faktor –faktor penyebab dilakukannya pengembangan organisasi adalah :

a.       Kekuatan eksternal

·         Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi.

·         Perkembangan IPTEK.

·         Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa depan organisasi.

b.      Kekuatan internal Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan. Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.

Karakteristik Pengembangan Organisasi

a.       Keputusan penuh dengan pertimbangan.
b.      Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan organisasi.
c.       Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi
d.      Kolaborasi.
e.       Teori sebagai alat analisis.



Langkah-Langkah Pengembangan Organisasi

a.       Penilaian keadaan.
b.      Pemecahan masalah.
c.       Implementasi.
d.      Evaluasi.